(Klasifikasi dan Pengukuran PSAK 71)/Overview PSAK 71 Instrumen Keuangan Part 2
Sebagai kelanjutan dari artikel PSAK 71 sebelumnya (click for Part 1) dalam part 2 ini akan diulas tentang Classification and Measurement. Seperti pada artikel sebelumnya, setelah memahami konsepnya, akan juga ditampilkan contoh bagaimana salah satu solusi di SAP S/4 HANA dapat membantu kebutuhan ini.
Sejak 2008, IASB telah memulai pekerjaan untuk perubahan standar Financial Instrument IAS 39. Dalam pengerjaannya terbagi menjadi 3 fase. Dalam artikel ini terutama mengenai phase I Classification and Measurement.
Bagaimana Pengklasifikasian Aset Keuangan?
IFRS 9 membagi aset keuangan menjadi tiga kategori klasifikasi utama. Pengklasifikasian tersebut bedasarkan dua karakteristik utama berikut:
a. Business model test
What is the entity's objective of holding financial assets, Collecting the contractual cash flows or also Selling?
b. Contractual cash flows’characteristics (SPPI) test
Are the cash flows on the specified dates solely payments of principal and interest? Or, is there any other cash flow?
Berdasarkan dua hal di atas aset keuangan dikasifikasikan menjadi kategori pengukuran secara amortized cost, fair value through other comprehensive income (FVOCI) dan fair value through profit or loss (FVTPL).
Diagram berikut dapat digunakan untuk memudahkan pengklasifikasian:
Bagaimana Pengukuran Aset Keuangan?
a. Pengukuran Awal (initial recognition)
Solusi SAP S/4 HANA
Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah SAP S/4 HANA Financial Product Sub Ledger (FPSL).
Dengan feature Classification Management yang menggunakan Flexible Rules, aset keuangan dapat diklasifikasikan dengan mudah dan tepat.
Definisi Rules dilakukan tanpa koding program, sehingga sangat mudah dilakukan untuk mengklasifikasikan aset keuangan.
Sejak 2008, IASB telah memulai pekerjaan untuk perubahan standar Financial Instrument IAS 39. Dalam pengerjaannya terbagi menjadi 3 fase. Dalam artikel ini terutama mengenai phase I Classification and Measurement.
Bagaimana Pengklasifikasian Aset Keuangan?
IFRS 9 membagi aset keuangan menjadi tiga kategori klasifikasi utama. Pengklasifikasian tersebut bedasarkan dua karakteristik utama berikut:
What is the entity's objective of holding financial assets, Collecting the contractual cash flows or also Selling?
b. Contractual cash flows’characteristics (SPPI) test
Are the cash flows on the specified dates solely payments of principal and interest? Or, is there any other cash flow?
- Aset keuangan diklasifikasikan sebagai amortized cost bila memenuhi syarat SPPI (Solely Payment of Principal & Interest) dan secara model bisnis ditujukan untuk mendapatkan arus kas kontraktual.
- Aset keuangan diklasifikasikan sebagai fair value through other comprehensive income (FVOCI) bila memenuhi syarat SPPI dan secara model bisnis ditujukan untuk mendapatkan arus kas kontraktual dan juga untuk dijual.
- Aset keuangan diklasifikasikan sebagai fair value through profit or loss (FVTPL) bila tidak masuk dalam dua kategori sebelumnya.
- Untuk lebih memahami pengklasifikasian diatas adalah dengan menggunakan contoh salah satu debt instrument yaitu obligasi (bond). Secara umum Obligasi memenuhi tes SPPI (memiliki pembayaran kupon/interest dan pokok/principal), namun secara bisnis model, intensi dari kepemilikan obligasi dapat berbeda-beda:
- Entitas memilikinya dengan intensi untuk mendapatkan arus kas dari kupon dan pokok sampai obligasi tersebut jatuh tempo, maka diklasifikasikan sebagai amortized cost
- Entitas memilikinya dengan intensi untuk mendapatkan arus kas dan juga untuk menjualnya bila mendapat keuntungan; maka diklasifikasikan sebagai fair value through other comprehensive income (FVOCI)
- Entitas memilikinya dengan intensi untuk semata mata diperjual belikan; maka diklasifikasikan sebagai fair value through profit or loss (FVTPL).
Diagram berikut dapat digunakan untuk memudahkan pengklasifikasian:
Bagaimana Pengukuran Aset Keuangan?
a. Pengukuran Awal (initial recognition)
Pada pengukuran awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar, sedangkan untuk aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) maka pengukurannya menggunakan nilai wajar plus biaya transaksi yang terkait langsung dengan perolehannya. Penentuan nilai wajar sesuai dengan IFRS 13 Fair Value Measurement. Kecuali untuk piutang dagang (trade receivable) tanpa komponen pendanaan signifikan, pengukuran awal akan diakui sebesar nilai transaksi.
b. Pengukuran setelah pengukuran awal (Subsequent Measurement)
Setelah pengukuran awal, aset keuangan akan diukur (sama dengan pengklasifikasiannya) secara amortized cost, fair value through other comprehensive income (FVOCI) dan fair value through profit or loss (FVTPL).
Solusi SAP S/4 HANA
Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah SAP S/4 HANA Financial Product Sub Ledger (FPSL).
Dengan feature Classification Management yang menggunakan Flexible Rules, aset keuangan dapat diklasifikasikan dengan mudah dan tepat.
Definisi Rules dilakukan tanpa koding program, sehingga sangat mudah dilakukan untuk mengklasifikasikan aset keuangan.
Semoga dapat bermanfaat.... :)
Comments
Post a Comment